Festival Multimedia PENS versi Imajinasi
Mendengar kata jurusan multimedia, yang saya pikirkan : berhubungan dengan penyiaran (baik televisi, radio, dan lain-lain); semi jurnalis; dan semacam jurusan seni di tengah kampus teknik. Pendapat tersebut merupakan pendapat saya, ketika saya dulu berstatus mahasiswa baru.
Tahun ini, Teknik Multimedia Broadcasting (MMB) - Politeknik Eletronika Negeri Surabaya (PENS), akan menggelar hajat besar berupa Festival Mutimedia. Saya sempat mengunjungi website-nya beberapa saat lalu, tapi puncak acaranya masih menjadi rahasia. Penasaran. Jadi, di sini, saya ingin berandai-andai dan sedikit menerka bagaimana Festival Multimedia tersebut akan berlangsung.
Festival Multimedia yang saya imajinasikan berhubungan dengan pewayangan dan lingkungan hidup. Jadi, saya berimajinasi bahwa sub acara berkaitan erat dengan titik ketertarikan saya tersebut :D. Hehe...
Maskot Festival Multimedia PENS |
Surabaya bersalju.
Ketika Gunung Kelud meletus, 14 Februari lalu, Surabaya terkena dampak dari letusannya berupa turunnya hujan abu. Begitu pula dengan kampus PENS. Nah, dari kejadian ini, untuk mengingatkan masyarakat tentang kondisi tersebut, yang jarang-jarang terjadi, dibuatlah dekorasi yang bernuansa 'salju', misal pohon harapan bersalju. Efek salju ini, mungkin bisa memakai cat abu-abu, kali, ya. Hehe. Intinya, yang lebih cenderung menampakkan warna abu, daripada warna putih salju.
Lapangan merah PENS menjadi lapangan abu-abu. Foto ini adalah dokumentasi Nihayatus S. (mahasiswi PENS) via facebook. |
Ada pohon salju harapan di beberapa tempat. Masih dalam imajinasi saya, terdapat pohon buatan yang terbuat dari barang bekas. Misal saja, dari campuran kertas koran bekas dan tepung kanji. Di pohon ini, nantinya dihiasi dengan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penghematan kertas. Jadi, benar-benar menggunakan kertas bekas, bukan kertas baru yang pada akhirnya pesan untuk menghemat kertas untuk mengurangi penebangan pohon malah tidak sampai.
Ilustrasi pohon harapan di Festival Tanabata [1] |
Selain itu, melalui pohon ini, pengunjung bisa menggantungkan harapan-harapan dengan kertas warna-warni yang telah disediakan. Penampakannya akan seperti pohon harapan ala Jepang :D. Bedanya, kalau di Jepang dilakukan ketika Festival Tanabata, di Indonesia dilakukan ketika Festival Multimedia. Haha.
Wayang Make Up Contest.
Saya rasa, sudah jarang sekali pengenalan mengenai wayang dan tokoh sejarah Indonesia. Memang, terdapat pelajaran Sejarah di pendidikan formal, tapi tidak ada salahnya mengemas pelajaran tersebut sebagai kompetisi sekaligus pembelajaran untuk pengunjung, bukan :D.
Di bayangan saya, peserta yang ingin mengikuti kontes ini, melakukan proses make up di tempat kontes. Tidak semuanya di hari kontes, mungkin peserta diberi toleransi boleh mengerjakan 20% di rumah. Nah, di kontes ini, dipersyaratkan untuk body painting dan atau cloth painting.
Body Painting. Jangan bayangkan peserta harus bertelanjang dada atau hanya memakai bikini yang mengundang pemikiran jorok! Intinya, yang dihias adalah tubuh yang tidak termasuk daerah rawan. Tetap mengikuti etika kesopanan, lah :).
Ilustrasi body painting contest [2] |
Sampai di sini, masih terpikir 'bagaimana mengenalkan multimedia kreatif' pada masyarakat? Hmm.
Multimedia, di mata saya, berhubungan dengan fotografi ataupun penyiaran. Jadi, bagaimana jika diadakan kontes ataupun seminar fotografi saja? Tapi, membuat sesuatu yang memiliki nilai unik dan kreatifitas adalah tantangannya. Oke, mari berimajinasi :D.
Seminar Fotografi : Learning by Doing.
Mengingat multimedia yang gag jauh-jauh dari fotografi, mungkin ada seminar singkat tentang fotografi. Tidak dilakukan di ruangan tertutup, tapi di areal festival. Jika memungkinkan, dibuat lesehan saja di beberapa tempat dan disediakan beberapa mentor yang ahli fotografi. Mungkin, jika peserta 100, ada 10 tempat lesehan dan 10 pengajar, dengan anggapan 1 lesehan-10 peserta-1 pengajar. Tidak perlu terlalu lama. Dibuat semacam forum diskusi dan dilanjutkan praktik dengan mengikuti Photography Contest on The Spot. Dari seminar ini, diharapkan hasil dari seminar dapat diimplementasikan langsung ^ ^.
Photography Contest on The Spot.
Kontes ini, merupakan kelanjutan dari seminar fotografi. Tapi, di sini, sebelum peserta mengumpulkan hasil fotonya, peserta diperbolehkan mendiskusikan hasil foto yang akan dikumpulkan kepada pengajar. Jadi, diharapkan peserta bisa tahu bagaimana penilaian awal dan bukan hanya mendapatkan nilai berupa angka. Pesertanya pun tidak harus berasal dari seminar fotografi.
Kontes semacam ini memang sering diadakan di beberapa event. Mungkin, yang akan membedakan dengan event lain adalah objek yang menjadi bidikan. Bersambung dengan ide sebelumnya, objek yang diambil adalah tokoh perwayangan atau bisa juga objeknya adalah sang fotografer sendiri. Yah, jarang-jarang fotografer jadi objek foto, kan. Hehe....
Di kontes fotografi tersebut peserta diperbolehkan menggunakan smartphone ataupun gadget lainnya. Penilaian yang dilakukan tidak hanya dari hasil jepretan, melainkan dari efek atau pengolahan yang dihasilkan oleh peserta. Menurut saya, ini dapat menjaring peserta yang gemar mengambil gambar, tapi tidak memiliki kamera ndewo.
Ilustrasi objek 'fotografer' [3] |
Presenter Competition Live.
Pada umumnya, kompetisi presenter dilakukan dengan peserta berhadapan dengan penonton dan juri langsung, di sini peserta akan berhadapan hanya dengan penonton, jadi juri-nya dirahasiakan :D. Pendaftaran peserta dilakukan sebelum hari pelaksanaan festival multimedia. Jika peserta membludak, mungkin panitia bisa melakukan penyaringan terlebih dahulu dengan media youtube.
Setelah terpilih beberapa finalis, barulah mereka mengikuti lomba yang sesungguhnya. Merekalah yang menjadi presenter di acara festival multimedia. Tugas presenter utama (bukan peserta) adalah sebagai backing mereka jikalau mereka membawakannya secara garing atau mulai menyalahi prosedur. Jadi, sebelum hari pelaksanaan, panitia melakukan briefing untuk para finalis dan pengumuman pemenang dilakukan di puncak acara.
---------------------------------------------
Dari imajinasi-imajinasi mengenai festival multimedia di atas, pelajaran yang ingin dikenalkan pada masyarakat, antara lain :
- Peduli lingkungan. Diajarkan dengan pohon harapan yang dibuat dari barang bekas. Selain itu, ada unsur persuasi dari baju lukis yang dibuat oleh peserta.
- Pengenalan tokoh perwayangan melalui lomba make up.
- Peduli pada masyarakat dilakukan dengan penyumbangan baju lukis hasil kontes.
- Pengenalan konsep learning by doing dari seminar dan kontes fotografi. Karena jujur, menurut saya, seminar yang hanya ada komunikasi satu arah dan tidak ada praktik langsung, tidak terlalu membuahkan hasil -___-".
Jadi, ini masih imajinasi saya tentang bagaimana festival tersebut akan berlangsung. Semoga festival ini menjadi salah satu acara yang cetar membahana :). Oh, ya, festival multimedia ini adalah acara yang diselenggarakan oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dan bukan ITS. Sebagai pemberitahuan, PENS ini telah mandiri sejak tahun 2012 dan tetap menjalin hubungan baik dengan sang Ibu :).
Wujudkan Indonesia kreatif untuk Indonesia lebih baik. Coblos saya :D *abaikan.
---------------------------------------------
Sumber gambar :
[1]http://www.nixonmcinnes.co.uk/2008/09/19/oxfam-harness-the-power-of-social-media-and-say-pants-to-poverty/
[2]http://unboundstate.blogspot.com/2013/02/strange-body-paintings.html
[3]http://ilmudukun.wordpress.com/3talk/
Berpartisipasi dalam MMB FEST 2014 |
20 Comments
Bermula dari imajinasi bisa menjadi pertimbangan bagi panitia penyelenggara. Saya sarankan saudari untuk membuatnya lebih formal dalam bentuk proposal, dan kemudian diserahkan kepada saya (panitia yang dirahasiakan) sebagai rujukan untuk acara Festival Mutimedia berikutnya. Karena kami sudah memenetapkan konsep dan runtutan acaranya yang sudah final dibentuk jauh-jauh hari. Tapi berkat imajinasi ini, mungkin bisa kami jadikan masukan dan pertimbangan dalam menggelar acara berikutnya. Terima kasih :) #aiih saya jadi ikut berimajinasi sebagai panitianya mbak.. *coblos saya :D *abaikan juga. ahaha..
BalasHapustapi imajinasinya keren mbak, dari empat poin yang terkadung dalam rangkaian acaranya bagus :)
Hwahaha. Saya awalnya serius baca komentarnya, tapi di akhir2 jadi ketawa kecil :D. Trima kasih apresiasinya, mas :D
HapusBagus mbak idenya... dibuat konseo saja.... terys dijauin.. eh iya kalau ada bukan mahasiswa boleh datang gak yaa... hehhee
BalasHapusHehe. Saya buka anak jurusannya, mbak :D. Yuk datang mbak :D
Hapusswhalut pada panitia dengan konsep dan imajinya keren banget, dan saya yakin acara festival multimedia ini bakalan keren dan sukses, anak Politeknik geto yang ngadain.
BalasHapussalam buat seluruh panitia, jangan lupa setelah lulus dari sini, lanjutin S1...okeh...;o)
Saya bukan panitianya, mas. Terima kasih apresiasinya :). D4 sudah disetarakan dengan S1, mas :)
Hapusitu acaranya bisa untuk umum atau nggak kak? Dan kapan acaranya berlangsung?
BalasHapusBisa, mbak. Untuk info lanjutnya, bisa kunjungi website-nya di mmbfest.eepis-its.edu :)
HapusKayaknya seru!
BalasHapusSayang nggak ada di padang yaa
Hehe. Doakan saja next time bisa ke Padang :D
Hapuswah, imajinasinya bagus :)
BalasHapusTerima kasih, mbak Indi :D
HapusImajinasinya kreatif, Mbak. Sepertinya bakal seru kalau ide seperti ini diwujudkan. :)
BalasHapusHehe. Terima kasih apresiasinya, mbak. Ide teman2 MMB jauh lebih kreatif, loh :D
HapusKurang paham dengan dunia jurnalistik, multimedia, politeknik dan sebagainya—karena memang bukan jurusannya. Hehe… Semoga sukses!
BalasHapusTerima kasih, Kang, doanya :).
HapusSama-sama, Mbak. Saling mendoakan ya.
HapusNjeh, mas :-)
Hapustulisannya menarik :D
BalasHapusHehe. Trima kasih, mas :D
HapusTerimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^
Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).