(Cerita Tiket Traveloka : Dari Blog, Terbang Gratis ke Lombok #TiketGratisTraveloka)
#Day 1, 26 Juni 2015
Kumandang adzan Subuh belum terdengar, ketika pada tanggal 26 Juni 2015 lalu, saya dan Ayah hendak menuju bandara Juanda, Surabaya. Kami akan melakukan terbang gratis ke Pulau Lombok selama 3 hari 2 malam dengan tiket Traveloka. Puji syukur karena berkesempatan menyicipi indahnya Lombok berkat tulisan. Bagaimana menyenangkannya menikmati hadiah karena passion, bukan? Hehe.
First time rasanya naik pesawat itu...
Pesawat Citylink mengantar kami dari Surabaya menuju Bandara Internasional Lombok dari pukul 05.20 WIB dan tiba pukul 06.30 WITA. Berdasarkan jadwal yang tertera dan sudah saya rancang, penerbangan ini termasuk tepat waktu, loh. Salut, lah. Oh, ya, ternyata memang benar, kalau pesawat Citylink nyaman bagi saya yang pemula karena landing benar-benar tak terasa. Uniknya dari pelayanannya, pengunjung disuguhkan sebait pantun yang diucapkan oleh cs sebelum pesawat landing.
“Buah kentang buah belimbing. Selamat terbang dengan Citylink.”
|
Pemandangan Pagi dari Atas Awan |
|
Dia Terlihat Antusias seperti Saya XD |
Keluar dari pesawat, kami langsung menuju pangkalan bus damri yang siap mengantar ke terminal damri (Lombok Tengah). Dari bandara menuju terminal damri, kami cukup merogoh kocek Rp 25.000,- /orang. Menurut saya, ini termasuk tour gratis bagi pengunjung yang belum terlalu paham daerah Lombok. Di area bandara, kami dapat dengan mudah menemukan toko souvenir, loh! Jadi, bagi yang ingin membeli oleh-oleh khas Lombok, bisa beli di bandara, nih :D
|
Salah Satu Toko Souvenir di Bandara |
|
Daftar Tarif Damri di Bandara |
Sejauh pengamatan, suasana pemukiman di Lombok cenderung pedesaan dengan suhu yang lumayan panas. Namun,
kami bisa melihat beberapa bangunan adat yang memiliki atap Lobar / Labuapi.
Fyi, di daerah Lombok juga terdapat daerah bernama Kuripan. Jika ditilik dengan seksama, daerah ini juga terdapat di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Mungkin, adanya persamaan nama daerah ini dikarenakan adanya persebaran agama Islam di daerah ini.
Bagi umat Islam, tidak perlu ragu untuk mencari makanan di sana karena bisa dipastikan hampir seluruhnya halal :D. Untuk komoditi pertaniannya, saya lihat hampir sama, sih, dengan daerah Jawa Timur, yaitu papaya, padi, dan jagung.
Sesampainya di terminal damri, tante menjemput kami dan mengantarkan ke pemberhentian selanjutnya, yaitu Pantai Senggigi. Di Pantai Senggigi ini, kami tidak terlalu bisa menikmati keindahan pantainya. Secara, men, pantai yang kami datangi hanyalah tempat transit menuju Gili Trawangan, tujuan utama kami.
|
Pintu Masuk Pantai Senggigi |
|
See, Bagaimana Jernihnya Air di Lombok |
|
Salah Satu Pemandangan dan Labuapi di Pantai Senggigi |
|
Tempat Pembelian Tiket di Pantai Senggigi |
|
Masyarakat Lokal di Lautan |
|
Lebih Banyak Pelancong Internasional di Pantai Senggigi |
Dari Pantai Senggigi ini, kami ditawarkan 2 pilihan kapal, yaitu kapal cepat atau kapal biasa. Untuk kapal cepat ini, seharga Rp 200.000,-/orang dengan kapasitas maksimal sekitar 10 orang lebih. Sedangkan untuk kapal biasa, mungkin sekitar Rp 15.000,-/orang dengan kapasitas maksimal sekitar 40 orang lebih. Perbedaan mendasarnya adalah kapal cepat memiliki waktu keberangkatan yang lebih banyak, jadi tidak terlalu lama menunggu di pantai. Sebaliknya, kapal biasa belum bisa dipastikan. Kalau menurut analisa saya, sepertinya ada tempat transit lain yang memiliki persediaan kapal biasa lebih banyak dibandingkan Pantai Senggigi. Jadi, saran saja, cari rute lain atau tempat transit selain pantai ini :)
|
Deretan Bule yang Memilih Kapal Cepat |
|
Nuansa Religious di Kapal yang Menyerbak |
Jangan Sampai Salah Turun .... di Gili Air!
Kapal yang kami tumpangi, akan membawa kami menuju 3 gili, yaitu Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Saya sempat salah turun di Gili Air karena tidak terlalu memperhatikan intruksi kapten ketika menurunkan penumpang. Nah, ternyata, dari peta yang terdapat di Gili Air, diketahui bahwa 3 gili tersebut disebut Gili Matra. Ini, nih, petanya. Dari gambar paling kiri, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Terlihat, kan, kalau Gili Trawangan adalah gili terbesar dan tentu saja salah satu andalan di Lombok.
|
Peta Gili Matra di Gili Air |
Kami baru sadar kalau salah turun, ketika saya menanyakan tentang lokasi penginapan dan masyarakat mengatakan bahwa penginapan tersebut adanya di Gili Trawangan. Jadilah, kami memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di Gili Air. Ayah sempat juga menyicipi shalat Jum’at ala masyarakat Gili Air. Hehe.Sambil menunggu Ayah beribadah, saya bercengkerama dengan masyarakat sekitar. Ya, sok akrab aja, sih, ya. Syukurlah, mereka welcome terhadap pengunjung. Dari hanya sapaan ‘Anaknya umur berapa, Buk?’ mengalirlah pembicaraan lainnya.
Ternyata…
Hampir seluruh masyarakat Lombok mayoritas beragama Islam dan di Gili Air sendiri, mayoritas NU (maaf, tidak bermaksud rasis :)). Selain itu, air di Gili Air lebih tawar jika dibandingkan dengan Gili Trawangan. Entah kenapa, sih, ya. Nah, karena sempitnya lahan di ketiga gili tersebut, pemerintah melarang pemakaian kendaraan bermotor. Jadi, dapat dibayangkan betapa bersihnya udara di ketiga gili tersebut, bukan?
Sayangnya, ini nih, menurut saya, pendidikan di Gili Air masih sulit diakses. Jenjang pendidikan hanya ada sampai SMP, sedangkan bagi anak yang ingin meneruskan ke SMA/SMK se-derajat, harus menerukan di Gili Trawangan atau di Pulau Lombok (read : keluar dari Gili Air). Selain itu, kalau mau pesan barang, harus menunggu agak lama. Mereka harus memesan di (sebut saja) koperasi yang mengkoordinir pemesanan sebanyak 2x dalam seminggu. Rasanya, seperti belanja online shop aja XD
Selesai ibadah shalat Jum’at, kami memilih untuk langsung membeli tiket kapal menuju Gili Trawangan. Tentunya, kami memilih tiket kapal biasa, yang saat itu datang sekitar pukul 15.00 WITA. Jadilah, kami memilih untuk menikmati Gili Air dengan beberapa jajanan dan jepretan pemandangan ala Nikon-ers.
Saya, yang kebetulan tidak berpuasa, memilih jajanan es krim gelato (katanya) khas Gili Air. Kenikmatan tersendiri di tengah terik matahari, yang kebetulan umat Islam sedang berpuasa, dan saya dengan ‘lancangnya’ menikmati es krim eksotis di pantai yang aduhai XD. Maafkan saya, Gusti. Tapi, seriusan, recommended!
Di Gili Air, kami dapat dengan mudah menemukan penginapan, resto, masjid, tempat penyewaan alat snorkeling, dan toko souvenir. Hal yang membuat saya salut adalah pemerintah dan masyarakat berhasil membuat gili sekecil itu memiliki daya pikat yang menjual.
Standing applause, lah. Hampir di semua sudut tempat, berjamuran tempat tongkrongan untuk wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara.
Fyi, di sini kamu bakal melihat ‘Ini sebenarnya Indonesia atau pantai milik orang asing, sih’. Seriusan,
most of tourists are blonde people XD.
|
There is Bar Everywhere |
|
Tempat Tongkrongan yang Buka, walaupun Ramadhan |
|
Dive Shop dan Les Dive dengan Berbagai Bahasa |
|
Transportasi yang Bisa digunakan Pelancong (No Motor) |
|
Baby Needs Hug |
Selanjutnya, simak catatan perjalanan menuju Gili Trawangan dan ada hal menarik apa di sana? Seru, ya, kalau mengingat perjalanan dan menuliskannya dalam paragraph
:D Yuk, mulai menulis perjalanan kamu di social media. Menjadilah bermakna untuk dirimu dan orang lain di luar sana ^ ^
|
Spot Labuapi di Gili Air |
Surabaya,
Mengenang 26 Juni 2015, Perjalanan Gratis di Lombok
***
|
with Best Partner Ever |
10 Comments
Perjalanan yang sangat mengesankan. Saya juga pengin ke Pulau Lombok dan mengeksplorasi keindahan alamnya yang memesona.
BalasHapusIya, Kang, alhamdulillah. Mengesankan karena gratis, Kang. Hehe
HapusHaha lombok bikin kangen meski cuma 2 minggu ...
BalasHapus2 minggu mah lumayan lama, Dip :D
HapusKapan-kapan aku diajak jalan-jalan, ya, Kak ^^
BalasHapusBtw, ini jejak pertamaku di blogmu - setelah sekian lama jadi penggemarmu.
Aw aku terharu banget kamu tinggalin jejak di sini, Rav :p
HapusMuakasih, kakak.
Yok lah next time jalan bareng :3
Murah banget ya kalau nyeberang dari Lombok ke Trawangan 15000... tapi harus nunggunya itu ya. Bulan lalu ke Trawangan sempet lihat papan nyeberang ke Lombok 85000, berarti banyak ya provider kapalnya XD
BalasHapusIya mbak. Nunggu agak lama mah itu. Dulu ke Trawangan saya 200k, mbak, itu pakek yang 'eksklusif' gegara ada kesalahan pilih kapal :"(
HapusCatatan perjalanannya bagus banget, apalagi foto2nya keren. Terima kasih dah berkunjung ke Lombok.
BalasHapusYuuk temen2 yang berencana berkunjung ke Lombok, bisa menggunakan jasa kami. Kami sediakan paket murah tour Lombok. Silakan tanya-tanya via:
WhatsApp: +62-878-6000-1036
Mobile: +62-813-5307-9161
Email: info.lombokfun@gmail.com
Web: www.lombokfuntravel.com
LOMBOK FUN TRAVEL INC.
Profesional & Terpercaya
Wah, terimakasih telah berkunjung ke blog ini, Kak :D. Semoga bisnis travelnya lancar jaya ^^
HapusTerimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^
Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).