Mengenal Tokoh Pementasan Reog Ponorogo
Pementasan seni Reog Ponorogo di Tirta Satria Negari masih membuat saya penasaran tentang para tokoh yang diperankan. Keindahan kostum yang berpadu harmonis dengan tarian para pelakon, seakan masih melekat dalam ingatan saya. Memang, ini bukan pertama kalinya saya melihat Reog Ponorogo. Tapi, ini pertama kalinya saya sedikit memahami alur ceritanya. Di sini, saya ingin membahas sekilas tentang tokoh dalam Reog Ponorogo.
Dadak Merak (Barongan)
Dadak Merak (Barongan) |
Dadak Merak (Singo Barong) digambarkan dengan kepala macan dan hiasan burung merak. Konon, kepala macan/singo barong melambangkan simbolisasi lelaki, sedangkan burung merak adalah simbolisasi wanita. Sehingga, secara utuh berarti lelaki yang berada di bawah wanita. Dadak Merak menggambarkan kekuasaan dan kecantikan.
Dadak merak berukuran panjang sekitar 2,25 meter dan lebar 2,30 meter dengan berat sekitar 50 kilogram. Pada bagian kepala macan terdiri dari beberapa bagian, di antaranya kepala harimau yang terbuat dari kerangka kayu, bambu, dan rotan yang ditutup dengan kulit harimau gembong. Bulu merak ditata pada kerangka yang terbuat dari bambu dan rotan. Sedangkan, krakap terbuat dari kain beludru hitam yang disulam dengan monte sebagai aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog.
Warok
"Warok" berasal dari kata mewarah atau orang yang mempunya tekad suci, memberikan tuntunan, dan perlindungan tanpa pamrih. Warok atau wong kang sugih mewarah (orang yang kaya mewarah), digambarkan sebagai tokoh beringas dengan kesakitannya, memiliki kearifan yang tinggi, serta dianggap sesepuh yang disegani.
Warok dan Kolor Wasiat |
Konon, seorang warok harus melakukan 'laku' untuk membersihkan tubuh agar siap diisi. Warok harus bisa mengekang hawa nafsu, menahan lapar dan haus, serta tidak bersentuhan dengan perempuan. Seorang warok sejati diharuskan untuk menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamat bersama. Selain itu, juga diharuskan menguasai berbagai ilmu kanuragan dan kebatinan, hingga dinyatakan lulus dan diberi kolor wasiat, senjata andalan para warok.
Gemblak/Penari Jathilan
Gemblak/Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan prajurit berkuda yang tangkas, lincah, terampil, dan rampak. Konon, jathilan merupakan lelaki kesayangan warok dimana setiap warok memelihara mereka untuk mempertahankan kesaktiannya.
Jathilan yang Tegas nan Feminim |
Mulanya, jathilan ditarikan secara feminim oleh lelaki berparas tampan atau mirip dengan wanita cantik. Namun, sejak tahun 1980-an, ketika tim Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penarinya digantikan oleh para penari putri untuk mendapatkan tarian yang lebih feminim, halus, dan genit.
Prabu Kelana Sewandono
Prabu Kelana Sewandono adalah seorang Raja Ponorogo yang muda, tampan, berwibawa, dan sakti mandraguna. Konon, beliau dan seorang Raja Singabarong dari Kediri sedang memperebutkan seorang putri Kediri. Dalam perjalanan menuju Kediri, beliau, Bujang Ganong (wakilnya), dan warok dihadang oleh pasukan Raja Singabarong. Namun, dengan kesaktian cemetinya bernama Kyai Pecut Samandiman, dia mampu mengalahkan Raja Singabarong. Kegagahan Prabu digambarkan dengan tarian yang lincah dan berwibawa.
Cemeti Sakti Prabu Kelana dan Raja Singabarong |
Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu – tunggu oleh penonton khususnya anak – anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.
Bujang Ganongan dengan Gerakan Lincah |
Pada artikel lain menyebutkan bahwa Ganongan digambarkan sebagai lelaki belasan tahun usia 12-15 tahun yang berparas tampan dan terawat. Biasanya dipelihara oleh para warok sebagai kelangenan dan kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya.
***
Ternyata, setiap gerakan pada pertunjukan Reog Ponorogo memiliki cerita sendiri, ya. Seriusan, saya pun baru tahu maknanya ketika menuliskan artikel ini. Semoga kesenian Reog Ponorogo tidak mati dimakan zaman dan akan tetap terjaga sebagai warisan budaya Indonesia. Yuk, bersama-sama uripkan budaya Indonesia :D
Refence :
- https://lindalutfian.wordpress.com/kebudayaan-kota-reog/tokoh-tokoh-dalam-pementasan-seni-reog/
- http://openwinside.blogspot.co.id/2010/03/filsafat-reog-ponorogo.html
- http://budaya-info.blogspot.co.id/2013/01/seni-tradisi-reog-dan-tokoh-utama-dalam.html
6 Comments
wah, baru tau tentang nama2nya ini, mbak.
BalasHapussama, dek, aku juga baru tahu :3 Hehe
HapusTirta Satria Negari daerah mana py?
BalasHapusasik sudah dot com :)
Di Unair, mas. Hehe. Ini beli domainnya sesuai saran samean, mas :3
HapusSaya sekeluarga di Pontianak, Kalimantan Barat) mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016 ya. Semoga di tahun 2016 ini kita semuanya diberikan kemudahan, keberkahan, kemakmuran, keselamatan dan kebahagiaan dari Allah SWT. Amin Amin Amin Ya Robbal Alaminn. Tetaplah terus menulis. Tetaplah terus menjalin Silaturahmi
BalasHapusSiap, kang ^ ^
HapusTerimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^
Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).