Belajar dari Kak Seto : Konsisten Kembangkan Dunia Anak

By Jumat, Februari 27, 2015

Macet lagi, macet lagi
Gara-gara si komo lewat
Jalan Thamrin, Jalan Sudirman
Katanya berkeliling kota....

Ada yang ingat lirik lagu tersebut? Bagi kamu, kelahiran tahun 1990-an, lirik lagu tersebut pasti pernah terngiang. Lirik tersebut merupakan lagu si Komo yang populer di eranya dan diciptakan oleh Kak Seto. Ternyata, sebelum seterkenal sekarang, Kak Seto memiliki kisah yang membuat saya terinspirasi olehnya. Bagaimana kisahnya?
Kak Seto bersama si Komo
Kak Seto bersama si Komo (Sumber : tembi.net)

Sebelum memulai topik, tahukah kamu dari mana nama 'Kak Seto' berasal?

Ketika sekolah, Kak Seto aktif mengisi rubrik khusus untuk anak-anak di majalah Bahagia dan majalah Kuncung. Dalam setiap karyanya tersebut, beliau selalu menggunakan nama 'Kak Seto' dan dari situlah nama bekennya kini berasal. Eits, dulu, ketika sekolah Kak Seto ternyata pernah bekerja sebagai pedagang asongan, penjual koran, tas anyaman dan balon.

Bangkit dari Rasa Malu

Pemerhati anak bernama lengkap Seto Mulyadi ini lahir di Klaten, tanggal 28 Agustus 1951, dan memiliki saudara kembar bernama Kresno Mulyadi (Kak Kresno). Beliau dilahirkan dari pasangan Mulyadi Effendy dan Mariati, serta memiliki seorang adik bernama (alm.) Arief Budiman. Baik Kak Seto maupun Kak Kresno tertarik pada bidang yang sama. Kini Kak Seto menjabat sebagai ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, sedangkan Kak Kresno berprofesi sebagai psikolog anak di Surabaya. Sekarang, Kak Kresno merupakan Dokter spesialis kedokteran jiwa, konsultan ahli autisme, dan Penulis buku national best seller "Autism is Treatable".

Kak Kresno dan Kak Seto
Kak Kresno dan Kak Seto
Beberapa hari yang lalu, Kak Seto diundang bersama Ria 'Susan' sebagai bintang tamu di acara Hitam Putih. Di acara tersebut, Kak Seto bercerita mengenai kisah masa mudanya bersama saudara kembarnya, Kak Kresno. Sama halnya dengan anak kembar lainnya, mereka seringkali dipakaikan baju yang sama ataupun memiliki keinginan yang sama. Begitu pula keinginannya dan kembarannya untuk masuk di Fakultas Kedokteran. Sayangnya, Kak Seto gagal dalam tes masuk dan tidak seberuntung Kak Kresno yang akhirnya berhasil masuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Masih dari acara Hitam Putih, Kak Seto mengaku sangat malu dan merasa selalu dibandingkan dengan kembarannya. Rasa malu tersebut kemudian membuat Kak Seto memiliki tekad bulat untuk 'kabur' ke Jakarta pada tanggal 27 Maret 1970. Dengan bermodal uang seadanya dan surat panjang lebar sebagai bentuk ijin untuk kedua orang tuanya.

Pernah menjadi Kuli Pasar dan Pembantu Rumah Tangga

Kehidupan di Jakarta, rupanya tidak segampang dugaannya. Kak Seto bercerita bahwa beliau pernah tinggal di emperan-emperan toko dengan pekerjaan serabutan. Saat itu, beliau pernah menjadi kuli pasar, pengangkat batu, ataupun 'jabatan' terbesar beliau adalah sebagai pembantu rumah tangga.

"Nyonya saya merupakan orang yang baik. Bersyukurlah saya karena dulu saya akhirnya dianggap anak oleh beliau," kata Kak Seto mengenang kisahnya ketika menjadi pembantu di keluarga Soeksmono Martokoesoemo tersebut.

Menjadi Asisten Sukarela Pak Kasur

Di tahun 1970, Kak Seto tanpa sengaja melihat acara anak yang ditayangkan oleh Stasiun TVRI yang dibesut oleh Ibu Sandiah Kasur. Kecintaannya terhadap anak-anak, membuat hatinya tergerak untuk menghampiri Ibu Kasur. Tanpa disangka, pertemuannya dengan Pak Soerjono Kasur pada tanggal 4 April 1970 menorehkan sejarah untuknya karena beliau diterima sebagai asisten sukarela tanpa dibayar.

"Dik, kalau saya mati. Adik yang harus melanjutkan perjalanan saya. Sejak saat itu, saya mulai giat dan aktif dalam menekuni dunia anak-anak," tutur Pak Kasur yang akhirnya menyarankan beliau untuk mendaftar di Fakultas Psikologi UI, tahun 1972.

Penghargaan

  • Men’s Obsession Award, 2006
  • The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children’s Day Foundation & Unicef, 1989
  • Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden RI, 1987
  • The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International, 1987
  • Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar, 1987

Konsisten Cintai Dunia Anak

Rasa salut saya terhadap Kak Seto adalah karena konsistensinya untuk tetap memperjuangkan dan melindungi hak anak Indonesia. Jika banyak sekali para artis yang tiba-tiba saja beralih ke dunia politik, tidak dengan alumni Fakultas Psikologi UI 1981 ini. Lihat saja bagaimana setiap usaha beliau, mulai dari tokoh Si Komo, membangun beberapa yayasan pemerhati anak, dan kini berkiprah di Komnas Perlindungan Anak.

Kak Seto Sang Inpirator

Dari Kak Seto, kita belajar bagaimana sebuah konsistensi terhadap suatu bidang harus dipertahankan dengan maksimal. Keadaan yang berkekurangan tak membuat Kak Seto patah semangat. Bahkan, kegagalannya untuk masuk di Fakultas Kedokteran, membuatnya bangkit untuk tetap berjuang di kepeduliannya terhadap anak-anak. Sebagaimana kita tahu, bahwa pembelajaran di usia dini (anak-anak) merupakan hal penting yang akan membentuk pola pikir anak ke depannya. Hebatnya, kecintaan beliau tidak hanya sebagai cita-cita tertulis saja, melainkan diwujudkan secara nyata dengan aksinya, baik di depan layar televisi maupun di balik layar.


"Jika pertelevisian tidak lagi memberikan kesempatan acara-acara anak untu kembali bersinar lagi seperti dulu, maka semakin lama akan semakin sirna," ujar Kak Seto di Hitam Putih.
------------------------------------------------------------------

Yuk, Jadi Blogger Peduli Anak :)

Sebenarnya, sebagai seorang blogger, ada langkah sederhana yang bisa diambil untuk tetap menjunjung tinggi hak anak-anak. Di jaman canggih dengan penuh gadget seperi sekarang, anak-anak akan memiliki akses yang sangat mudah untuk dapat membuka beragam situs. Jadi, cobalah lakukan langkah kecil ini sebagai bentuk perhatian kita kepada anak-anak:

1. Berusahalah untuk memposting hal-hal yang berakhlak dan santun
Istilah "Thinking before Posting", rasanya sangat pantas sekali untuk menjadi moto kita saat menulis artikel. Saya sendiri kurang setuju dengan kalimat humor yang mengatakan, "Posting sak karepku. Ini media sosial, bukan dinas sosial." Tapi, cobalah berpikir ulang ketika akan memposting. Ini tanggung jawab kita untuk masa depan anak-anak Indonesia.

2. Berkomentarlah dengan sopan
Bagi saya, berkomentar merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Pernah suatu hari, ketika saya blogwalking, saya menemukan komentar-komentar yang, menurut saya, kurang wajar. Seperti biasa menyebutkan kata-kata yang kurang enak dibaca, seperti, maaf, 'tai'. Bayangkan saja bila komentar ini tanpa sengaja dibaca oleh anak-anak? Duh.

3. Jangan malu untuk berkampanye dalam hal baik
Seriusan! Saya pun terkadang merasa 'kok menggurui banget, ya'. Tapi, saya sadar, sebagai blogger dengan ranah penyiaran dunia maya, kita tak akan tahu siapa pembaca kita. Mengkampanyekan hal yang baik tentu dapat menjadi salah satu topik yang dapat kita bahas di blog. Selain terhitung membentengi generasi muda dari pengaruh hal buruk, artikel yang baik dapat terhitung sebagai pahala, bukan. Hehe.

Tapi, semua itu kembali pada diri dan tema blog masing-masing, juga, sih :)

Jadi, jika Kak Seto sudah lama mengkampanyekan tentang perlindungan dan perhatian terhadap dunia anak, kamu kapan?
Kak Seto dan Dunia Anak



Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Artikel Blog Periode 1-2015






Reference :
  • http://news.okezone.com/read/2008/01/01/157/71855/kehilangan-adik-bikin-kak-seto-tekuni-dunia-anak
  • http://kolomonline.com/?Home/Entertainment%26nbsp%3B/Izinkan_Dhea_Seto_Berakting%2C_Kak_Seto_Bantah_Lakukan_Eksploitasi&normal
  • http://sejarah.kompasiana.com/2011/10/20/kak-seto-tokoh-pembela-anak-yang-terlahir-dari-jalanan-405214.html
  • http://profil.merdeka.com/indonesia/s/seto-mulyadi/
  • http://www.kidaba.com/tokoh/profil/autism-is-curable-kresno-mulyadi.php

You Might Also Like

18 Comments

  1. menulislah untuk berbagi informasi, jangan pantang menyerah jika tulisanmu tidak ada yang komentar dan setidaknya beberapa orang pasti membacanya. #prinsipsaya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak :D
      Menulis inshaAllah akan tetap mengalir kebermanfaatannya ^ ^

      Hapus
  2. kak Seto memang keren, mbak, jarang2 ada pemerhati anak sehebat beliau.
    tapi baru tau kisah di balik 'kegagalan' masa lalu beliau.

    BalasHapus
  3. Betul saya setuju bu, kalau postingan adalah sepenuhnya tanggungjawab blogger, sayangnya banyak yang mengelak padahal kalau ada kasus hukum bisa aja terjerat kalau kurang mematuhi aturan etika dan melanggar uu ite.

    Ya mudah-mudahan aja dengan artikel ini kita bisa menghargai jasa kak seto ya ?

    Dan bisa menginspirasi agar kita lebih bisa memperlakukan lebih baik. Makasih inspirasinya.

    Semoga aja blog saya bisa bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, mas, jasa Kak Seto memang (menurut saya) sangat besar bagi kalangan anak-anak 90'an. Hehe. Saya merasakan betul pada usia tersebut adanya si Komo benar-benar menghibur XD

      Hapus
  4. Boleh juga, nih. Gue mau niruin kak Seto. Biar gue kalo udah tua, gue tetep masih dipanggil "Kak".

    Kak Seto emang best ever buat gue hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi, Kak Firstan :D
      Udah saya panggil 'Kak' nih :X

      Hapus
  5. wahhh kere banget ya ni kak seto keren.....

    BalasHapus
  6. Aku baca bukunya Kak Seto, isinya menginspirasi sekali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya belum pernah baca, sepertinya, mbak :'(
      Ceritaiiiiinnnn~

      Hapus
  7. Keren kak tulisannya aku jadi mesti bnyk belajar dari kakak 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga masih belajar, mbak. Yuk sama-sama belajarnya ^ ^

      Hapus

Terimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^

Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).

Disclaimer

Blog ini tidak merepresentasikan instansi tempat dimana penulis mengabdi, karena mayoritas konten adalah hasil kolaborasi dengan manusia-manusia baik hati :). Penulis tidak bertanggungjawab jika terdapat tulisan mengatasnamakan penulis (alias copas) di luar blog ini dan ini.
Blogger Perempuan