Tentang Perempuan : Sebagaimananya Perempuan Menjadi

By Minggu, Februari 17, 2019 , ,

Tentang Perempuan : Sebagaimananya Perempuan Menjadi

"Bik, kamu loh jadi kok bisa cewek lemah lembut, ya."

Obrolan sore itu dimulai dengan celetuk salah satu rekan kerja di samping saya. Saya memang tipe ambivert, tidak mudah membuka diri dengan orang baru. Jadi, mungkin itu alasan beberapa orang yang sering bertemu dengan saya, tapi tidak terlalu dekat mungkin menganggap seperti itu. Haha.

Jadi perempuan itu seharusnya seperti apa, sih?

Masih sedang berbincang dengan orang yang sama, beberapa benang merah yang bisa saya tarik adalah:

1. Perempuan hardworker dan berpenghasilan, it's ok. Karena....

"Kamu tidak harus bergantung ke pasanganmu untuk penghasilan. Kamu gak tau nanti dapat pasangan yang kayak gimana. Iya kalau dia setia, tiba-tiba gak berpenghasilan, tiba-tiba kecantol sama cewek lain. Ya oke aja, sih, kalau kerja."

Dari pendapatnya, sebenernya dari sisi saya terkesan agak menusuk, tapi memang ada benarnya juga. Saya pribadi memang tipe perempuan yang ingin tetap bekerja selama dalam usia produktif dengan alasan ingin memberi orang tua banyak hal dan mandiri secara finansial. Haha.

Untuk alasan secara rinci, setiap perempuan yang bekerja pasti berlandaskan. Entah karena memang tulang punggung, kebutuhan ekonomi, ingin membahagiakan orang tua, belanja, apapun. Intinya, kalau dirangkum, mandiri secara finansial memang ada kenikmatan tersendiri yang harus disyukuri.

2. Jadi perempuan lembut boleh, lemah jangan.

Bener banget ini, mah. Jadi perempuan lembut boleh, karena memang tutur kata dan perilaku adalah cerminan dari agama, pendidikan, ataupun latar belakang keluarga. Jadi, kelembutan akan membawa nama baik dari aspek-aspek yang melingkupi tersebut.

Lemah jangan. Konotasi lemah ini macam perempuan yang tidak bisa berbuat apa-apa jika tertindas. Hanya berdiam diri dan tak ada perlawanan sama sekali. Pemikiran ini ada benarnya juga, walaupun saya pun merasa masih sering lemah kepada orang lain yang saya anggap lebih 'menang' dalam omongan.

Lembut dengan ketegasan, namun tidak lemah dalam pengambilan keputusan. Bukan penjajahan.

3. Love yourself first, be Smart and Beautiful.

Masih banyak pula yang menilai perempuan dari standar kecantikan, yang harus putih, tinggi, kurus, mancung, rambut panjang hitam lurus, mata belok, bibir tipis, dan alis tebal. Ataupun standar kecantikan sesuai role mode yang sering diiklankan.

Namun, apa iya setiap perempuan akan dilahirkan seperti itu? Tentu tidak, bukan. Nah, ini yang kemarin akhirnya menjadi pembahasan kami. Bahwa mencintai diri sendiri dengan cara merawat diri itu penting. Menjaga kesegaran dan kebersihan tubuh ataupun wajah bukanlah hal yang harus diabaikan.

Tentang siapa manusia lain yang akan menerima kecantikan kita, itu urusan Tuhan. Perempuan diciptakan untuk pria secara berpasangan. Dan jika kamu merasa tidak terlalu cantik dari segi penampilan -dengan role mode yang terbangun-, maka jadilah pintar dan cantik dari sisi lainnya.

You are your own role mode. Ciptakan role mode sendiri untuk tampil percaya diri. Ini yang sulit untuk perempuan macam saya yang memang cenderung tertutup, pemalu, dan tidak terlalu suka mengekspose wajah :(. I have to learn to love myself more.

4. Perjuangkan apa yang berhak didapatkan, bukan sekedar tentang keegoisan.

Tidak semua perempuan memiliki kesempatan untuk memperjuangkan hak yang seharusnya didapatkan. Pendidikan tinggi, penyamaan kedudukan di suatu posisi, ataupun di segi masyarakat. Saat ini, kaum feminisme seringkali menggaungkan hal ini dan ini tidak ada salah pula.

Saya, karena tipe yang adem ayem mlempem (hah), memang jarang yang memperjuangkan hak dengan 'nggetu' karena bagi saya pertimbangan dengan keluarga besar dan pasangan adalah keutamaan. Haha. Jadi, kembali lagi, kalau memang hak yang ingin diperjuangkan bertentangan dengan keluarga, maka yang saya pilih tetaplah keluarga.

Kesimpulannya, jika memang memungkinkan untuk memperjuangkan hak sebagai perempuan dan selama tidak memperburuk keadaan, menurut saya itu adalah baik. Namun, kembali, jika memang tidak memungkinkan pun karena alasan yang logis, bukanlah hal yang buruk pula.

Terkadang, berkompromi dengan sebuah keputusan bukanlah pertanda kekalahan, bukan. Dan bukan pula sebuah kepasrahan. Totally different.

5. "Aku bukan tipe perempuan yang bisa memanjakan pria dengan tutur kata halus."

Itu katanya dengan tertawa dan kami tergelak bersama. Mungkin, di matanya, saya adalah tipe yang memanjakan pria, yang setiap lelah dipijeti, yang setiap makan selalu dilayani, atau lainnya. Nyatanya, memang tak selamanya begitu. Haha.

Kataku padanya, "Yah, kita kan ada cara sendiri buat treat ke pasangan. Tidak selalu sama antar pasangan, kan."

Dan dengan angguk, mengiyakan pendapat saya. Memang, ada beberapa perempuan yang terlihat jelas bagaimana memanjakan, menampilkan pasangannya di hadapan umum, tertutup dengan topik pasangan, atau terlihat adem ayem, tapi dalamnya bergemuruh.

Memang, perempuan bukanlah 'objek' pemuas nafsu belaka. Menjadi diri sendiri dengan tetap berkompromi dengan pasangan tentang how to treat, tetap selalu menjadi jalan keluar yang baik. Tidak harus sama.

--

Sampai paragraf ini, sepertinya saya tidak bisa menilai secara objektif bagaimana baiknya menjadi perempuan. Bagi saya, setiap perempuan punya alasan sendiri mengapa mereka menjadi seperti mereka sekarang. Memiliki latar belakang yang akhirnya membentuk pribadi yang sekarang.

Ada salah satu perempuan yang saya nilai kurang baik di mata saya dan kadang membuat kesabaran saya diuji. Tapi, di lain sisi, saya sering mencoba meredam dan mengatakan, "Oh, mungkin dia seperti itu karena ini karena itu." Pada akhirnya, yang saya nilai kurang baik, tidak lagi dalam ranah saya menilainya.

Just it. Perempuan dari sisi perempuan. Perempuan dari saya yang pemalu dan susah berkata banyak hal. Perempuan dari saya yang selalu mengutamakan keputusan bersama dari keluarga.

Salam cantik,


dari kita yang memang lagi syantik
--

Sumber gambar : https://www.girlup.org/#sthash.XnLtBbgI.dpbs

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^

Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).

Disclaimer

Blog ini tidak merepresentasikan instansi tempat dimana penulis mengabdi, karena mayoritas konten adalah hasil kolaborasi dengan manusia-manusia baik hati :). Penulis tidak bertanggungjawab jika terdapat tulisan mengatasnamakan penulis (alias copas) di luar blog ini dan ini.
Blogger Perempuan