Untuk 'Inisial' di Papan Puzzle-ku #2
Hei, kalian, baca ini. Ini kutulis dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa ^3^. Jadi, kumohon jangan protes, atau kalaupun mau protes silakan protes tapi aku berjanji tak akan menghapus postingan ini. Mungkin.
Untuk inisial pertama, wanita hebat dan periang yang kukenal.
Kamu, apa kabar? Masih berharap dengan pria itu? Oh, ya, kamu sedikit berpaling dengan pria lain, ya. Sebenarnya, aku tidak ingin kamu memaksakan hatimu untuk 'pria lain' itu. Aku mendukungmu dengan pria pertama yang katamu mirip dengan'nya'. Ah, tapi kamu sudah terlanjur patah hati, ya. Jadi, bagaimana keputusanmu sekarang? Masih menunggunya? Aku harap kamu akan berbahagia dengan semua pilihanmu. Aku dan 'dia' selalu di sini mendukungmu, Kawan. Aku tahu kamu pasti kuat dengan ataupun tanpa dirinya di pikiranmu. Setahuku, kamu adalah wanita tegar yang bisa menutupi risaumu dengan senyuman, bukan.
Untuk inisial kedua, yang selalu berpikir tapi tak tahu apa yang sedang dipikirkan.
Kamu masih tenang saja, ya. Anggun dan, ya, kamu mempesona. Itu pula yang kusuka darimu, kamu tenang seperti air. Aku bingung mendeskripsikanmu seperti apa. Kamu terbuka, tapi kamu misterius. Yah, mungkin seperti itulah penilaian sementaraku padamu. Namun, seperti apapun kamu, aku masih berharap menjadi sahabatmu, hingga kini. Menjadi sahabatmu dan 'dia' yang juga selalu mendukungmu.
Untuk inisial ketiga, yang saat kutuliskan, sedang memakai kaos kuning.
Kamu masih mengaguminya? Ah, tidak, sebenarnya kamu mencintainya, kan? Akui saja. Kami selalu mendukungmu, walaupun --mungkin-- kami tak bisa berbuat apa-apa untukmu dan dia. Aku menilaimu sebagai wanita yang tangguh dan bisa mencairkan suasana. Seburuk apapun kondisi yang kami hadapi, kamu seperti sepercik cahaya kembang api yang bisa menyala setiap saat. Kurasa, itulah yang bisa membuatnya mencintaimu. Katakan saja, bukankah hari ini hari indah untuk mengatakan cinta :), bukan. Kamu sendiri yang mengatakannya, Kawan.
Untuk inisial keempat pria bijaksana yang berumur lebih sepuh dariku.
Kamu, ah, apa aku sopan memanggilmu 'kamu'. Aku jarang memanggilmu dengan nama panggilanmu secara jambal. Sejujurnya, kamu menyenangkan dan dewasa. Kurasa, bukan faktor usia yang membuatmu tampak bijaksana. Mungkin, apa faktor genetikmu, ya? Haha. Ah, bicara apa aku. Banyak hal yang bisa kukatakan padamu secara jujur dan --mungkin-- karena kuanggap kamu sebagai abangku.
Untuk inisial kelima, pria terusil yang kutemui di kelas.
Kamu suka warna merah dan hitam, ya? Soalnya, pakaianmu mayoritas berwarna itu. kamu pria yang setia, ya. Setidaknya, itu sifatmu yang 'kami' kagumi darimu. Kamu kocak, tapi tak pernah tertawa terbahak-bahak. Mungkin, kamu tak pernah tertawa terbahak-bahak untuk menutupi mata sipitmu, ya? Coba saja sekali-kali tertawa lepas saja. Seyakinku, matamu tetap terlihat indah walaupun kamu tertawa lepas. Kuharap, suatu saat ada undangan pernikahanmu dengannya yang mampir di alamat rumahku. Suatu saat.
Ketika aku tak ada kelak,
dan kamu tersesat kembali di halaman ini,
ingatlah bahwa aku selalu ingin menjadikan kalian
sebagai
"keping puzzle" di papan puzzle-ku
5 Comments
hayoooo temen sekelas :p
BalasHapusApaan sih ;P
Hapuslagi kangen sama teman lama ya...
BalasHapus:)
BalasHapussiapa2 aja ya temen hepi, tulis namanya dunk hihihi
BalasHapusTerimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^
Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).