Aku tahu kamu tak akan menjawabnya dengan lantang karena suaramu pun bahkan sudah tak pernah lagi kudengar. Dulu, kukira aku akan jatuh terjerembab begitu dalam tanpa bayangmu. Nyatanya, semua itu hanya ilusi dan ketakutan manusia semata. Sementara saja.

Di malam yang pada akhirnya membuatku sadar bahwa manusia memang tidak bisa selalu berjalan sesuai kehendaknya dan tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, aku yakin ada kekuatan Tuhan di sana. Menepis rapuh dan menggantinya dengan kolase baru.

Aku tak mungkin bisa menceritakanmu, jika ceritaku tentangmu belum usai. Menggelikan jika kembali kuingat bahwa ini hanya ceritaku, bukan cerita kita. Aku terlalu banyak berpayung pada ilusi dan dituntut hidup dalam kenyataan, ketika semuanya telah terlambat disadari.

Tapi, memang benar begitu adanya. Tidak akan ada tulisan dan bahagiaku saat ini jika ceritaku tentangmu belum usai. Kamu benar. Selalu akan ada cerita yang lebih baik untukku dan untukmu, walaupun pada akhirnya bukan tentang kita.

Payungku kini telah tertutup, pun tanpa kamu sadar telah menjadi payungku selama ini. Jangan menerka, kamu tak lagi berhak.

---

 

Picture: favim.com