Memilih Idealisme atau Realita?

By Minggu, November 28, 2021 ,

Memilih Idealisme atau Realita
Hai, Teman Bertumbuh❤

Masih berbicara seputar menjadi dewasa yang sudah beranjak meninggalkan kepala dua, aku kembali belajar dan menemui beberapa pemikiranku di jaman lampau yang kuanggap "terlalu idealis". Salah gak, sih, menjadi seorang yang idealis dan sangat memegang teguh pada pendirian?

Tidak. Tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, kembali, kita tetap harus memiliki batasan sampai kapan harus bertahan, kapan harus berisitirahat, kapan harus berjuang kembali, dan kapan untuk bersyukur.

Aku pernah berbicara dengan diriku di masa lampau dan sedikit perbincangan tersebut (kalau aku tarik korelasinya sekarang), bisa jadi tidak dapat mencukupi realita kehidupan yang harus kupenuhi. Sebagai contoh, diriku di masa lampau sangat ingin bekerja di bidang X dengan gaji yang kutahu tidak semua company membayarnya secara pantas atau bahkan bisa di bawah UMK. 

Aku yang dulu, berkata sepenuh hati untuk mengikuti passion, apapun yang terjadi. Tapi, aku yang sekarang, kembali memiliki banyak pertimbangan tentang ini alias "tidak hanya sekedar passion yang harus kucapai". Mungkin akan cocok jika tetap kugeluti, tapi tidak untuk pekerjaan utama.

Lalu, kembali, bagaimana aku yang sekarang bisa memberi saran jika diberi waktu untuk bertemu dengan diriku yang dulu?

1. Kamu hebat, kamu sempat menikmati hidup dengan mengikuti passionmu. Itu adalah langkah yang baik, dibanding tidak pernah mencobanya. Tidak ada yang perlu disesali karena kamu akan berkembang sesuai masanya. Kamu akan sangat menyesal jika hingga umurmu yang sekarang tidak pernah mencoba untuk mengikuti passion.

2. Yang perlu kamu ketahui, semakin berjalan, kamu tidak hanya hidup untuk dirimu sendiri. Ada jiwa lain yang akan hidup bersamamu. Dan pertimbangkan baik bagaimana kamu harus kembali ke garis realita. Setiap manusia memiliki batasan dan kondisi yang berbeda. Jadi, jangan terlalu bandingkan batasan idealis-mu dengan orang lain. Mereka bisa memberimu masukan, tapi kamu tetap harus menyaringnya dengan kepala dingin.

3. You did great. Terima kasih untuk tetap belajar dan mengevaluasi dari setiap proses yang kamu lewati. Dari masa idealisme menjadi core hidup, lalu belajar untuk menyeimbangkan idealisme dan realita. Hei, you did great! Tidak semua idealisme harus dibuang walaupun realita tak selamanya sejalan. Kamu tetap harus memiliki core value dalam hidpmu, tapi berjalanlah seiring dengan realita.

4. Dan yang tidak kalah penting, kamu bersyukur ada di lingkungan yang tetap mendukungmu untuk berkembang. Privilage terbesar seorang anak adalah lahir di keluarga yang dapat mendukung sepenuh hati untuk anaknya. Huhu. Semakin ke sini, aku juga semakin tahu, ternyata banyak kisah keluarga yang beragam :). Yo, Vanessa Angel, kamu beneran kuat dan terima kasih untuk memberi pembelajaran bagi kami yang masih bernyawa.

---

Kamu tahu, karena hidup bukan hanya tentang duniawi dan segala isinya, maka berjalanlah dengan sebaiknya dan beriringan dengan jiwa lainnya. Tetaplah mencari makna yang ada dalam perjalanan menuju garis finish. Kita bisa memilih berjalan dengan santai tanpa mendapatkan apapun, menjadi pelari untuk mendapatkan yang keukeuh kita inginkan, atau menjadi pelari di awal untuk menjadi pejalan santai di belakang.

Thats, gunakan masa mudamu untuk berjuang sebaik-baiknya. Tenaga dan waktumu hanya ada di masa sekarang :)

Kembali, ada Dzat Yang Maha Penentu yang kekuatannya tidak kita ketahui dan lebih mengetahui mana yang terbaik untuk kita. Manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa, tapi Tuhan yang menentukan. Begitu, bukan.

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^

Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).

Disclaimer

Blog ini tidak merepresentasikan instansi tempat dimana penulis mengabdi, karena mayoritas konten adalah hasil kolaborasi dengan manusia-manusia baik hati :). Penulis tidak bertanggungjawab jika terdapat tulisan mengatasnamakan penulis (alias copas) di luar blog ini dan ini.
Blogger Perempuan