Simple but Always

By Jumat, Agustus 18, 2017 ,

"Sahabat terbaik manusia dalah hidupnya adalah orang tua. Yang tak akan berkhianat dan selalu mendukung tanpa meminta timbal balik."~

Tulisan ini hanyalah gambaran betapa saya bersyukur menjadi bagian dari mereka. Pengikat yang tak akan lekang oleh waktu dan tak akan terkikis oleh ingatan. Sebenarnya, saya ingin menuliskan dalam sajak yang mendayu-dayu, but I am not person like that. Saya adalah seorang yang cengengesan. Lol.


Simple but Always
Simple but Always
Here we go...

Jika saya membandingkan keluarga saya dengan yang lain, mungkin keluarga saya bukanlah keluarga yang mewah dari segi materi. Well, I never compare my family with others. Rasa syukur ini semoga selalu tertanam, hingga tak pernah ada rasa iri dengan keluarga lain.

Oh, ya, saya pernah membaca kisah cinta antara Nabi Muhammad dan Aisyah. Begitu mengesankan. Setidaknya, walaupun saya tidak merasakan kisah cinta mereka, tapi saya mendapatkan gambaran pasangan yang romantis dari kedua orang tua saya. Bukan ilusi semata, tentunya.

Satu hal yang saya panuti adalah they always do simple thing, but always. Like...

Setiap paginya, selalu ada 2 cangkir minuman hangat yang tersedia untuk saya dan Ayah. Entah saya ataupun Mama yang menyiapkan, tapi 2 cangkir adalah suatu kewajiban tak tertulis di tiap paginya.

Ritual menyelimuti dan memberikan ciuman hangat just like ninabobo adalah hal yang sangat lumrah setiap malamnya. Tentu sudah tak ada lagi cerita pengantar tidur layaknya saat saya berusia 4 tahun dulu. But, sure, they always give me a kiss every night.

Mengantarkan hingga depan pintu jika ada salah satu keluarga yang akan keluar dari rumah. Bahkan, hingga yang akan pergi sudah tak terlihat lagi.

Menyambut setiap ada yang akan datang dan seringkali hafal dengan suara kendaraan sendiri. Merupakan hal wajar jika salah satu dari kami langsung berhambur ke depan pintu ketika terdengar suara kendaraan. Sekedar membukakan pintu rumah dan garasi.

Makan bersama merupakan hal wajib. Satu belum datang, semacam belum ada selera untuk makan terlebih dahulu. Ini yang seringkali saya rindukan ketika di kos dan jauh dari mereka. I never get this feeling although I dinner with others.

Keluarga kecil saya seringkali piknik, walaupun hanya di tepi pantai dan makan masakan rumah. Bukan pengiritan, tapi memang makanan di rumah lebih nikmat dalam versi keluarga kami. Sometimes, we got dinner too.

Membukakan pintu mobil, yang bahkan seringkali adegannya saya lihat di drama romantis, seringkali saya lihat tiap harinya di keluarga saya. Tentunya, my dad never do it for me, only for my mom. Lol.

Memberikan kejutan kecil, tidak setiap hari, but it's really often. Jadi, saya pun seringkali mencoba give some romantic things and hope they will surprised. Yah, walaupun tak sebanyak kejutan yang mereka berikan pada saya. Tidak bisa dan tak akan pernah bisa disamakan! Haha.

Dan sebenarnya banyak hal sederhana lainnya yang bahkan saya tidak mampu merincikan. Namun, banyak hal kecil tersebut sering saya harapkan terjadi di keluarga masa depan saya. Really simple, but always. Sesuatu yang akan selalu saya rindukan, bila keluarga kecil ini tak lagi lengkap :")

Entahlah, manusia memang tidak bisa memilih terlahir di keluarga seperti apa, tapi sejauh ini, saya sangat bersyukur terlahir di keluarga ini. Konsep keluarga yang mungkin saya ingin bangun kelak, mungkin ada pula yang akan saya contoh dari konsep keluarga ini.

***

Credit: http://weheartit.com/Noragunnarsens

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^

Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).

Disclaimer

Blog ini tidak merepresentasikan instansi tempat dimana penulis mengabdi, karena mayoritas konten adalah hasil kolaborasi dengan manusia-manusia baik hati :). Penulis tidak bertanggungjawab jika terdapat tulisan mengatasnamakan penulis (alias copas) di luar blog ini dan ini.
Blogger Perempuan