Untuk Pria Berinisial #2
Favim.com |
Hei, Kamu. Apakah aku mengganggumu lagi dengan sajakku yang hari ini tanpa sadar kuketik karena memikirkanmu?
Maaf jika aku tidak bisa menumpahkan perasaanku melalui media sosial. Bagiku, aku cukuplah menjadi secret admirer-mu, seperti kataku dulu, dan biarlah sajakku tersampaikan ketika Tuhan menuntunmu untuk membacanya.
Ini tentangmu yang kini masih saja menjadi pusat perhatianku. Ah! Kamu terlalu mencuri perhatianku. Aku pernah berpikiran konyol tentang 'apakah kamu menyantetku dengan auramu sehingga aku begitu terpikat?'. Kumohon, demi apapun, jangan santet aku. Tapi, kupikir, kalaupun kamu telah menyantetku, aku tidak akan memintamu melepaskan santetmu dariku. Karena aku telah terpikat olehmu sebelum kamu menyantetku. Abaikan.
Bagaimana kabarmu? Masih saja menjadi sosok misteriusku? Aduh! Plis.
Aku sedikit heran ketika salah seorang kawanku mengatakan bahwa 'kamu adalah orang yang mudah ditebak baginya', tapi mengapa tidak bagiku?
Dalam tanyaku, aku mencari jawaban, apa benar ungkapan bahwa 'cinta itu membutakan'? Hei! Plis! Aku tidak sedang bergombal ria dalam tulisan ini. This is real dan aku memang tidak bisa membacamu seperti dia membacamu. Yang aku tahu,
"aku menyukaimu apa adanya kamu".
Kamu tersenyum ketika kutawarkan catatanku untuk kamu baca. Itu melegakanku. Aku, entah kamu sadari atau tidak, merasa bagian mukaku sedikit memerah. Entah itu di bagian mananya. Semoga tak kamu sadari. Atau, hei, apakah kamu menyadarinya, tapi kamu tutupi itu dariku? Ah, biarlah, jika kamu tahu bagaimana merahnya mukaku saat itu, aku tentu tidak perlu repot-repot harus mengatakan 'aku menyayangimu' secara langsung.
Err, perbedaan gender membuatku harus malu mengatakannya. Aku sedikit meragukan persamaan derajat di antara wanita dan pria. Mengapa persamaan derajat tidak ada dalam konteks menyatakan cinta pada lawan jenis. Lupakan, ini hanya ide gilaku yang terlintas sesaat.
Arrgh! Aku bingung bagaimana harus mendeskripsikan perasaanku yang sebenarnya padamu. Aku ingin deskripsikan satu kata saja. Kuharap ini tidak berlebihan.
Kamu, dalam satu kataku berarti ...
Candu
Surabaya, 30 Juni 2013
1 Comments
nice post...
BalasHapusTerimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^
Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).