Tips Diet Sehat ala Orang Kantoran

By Rabu, November 29, 2017

Selamat datang kembali, wahai Keinginan Menulis! Langsung aja, ya, tentang hal yang belakangan ini sudah mulai gerah saya klarifikasi. Bukan ingin jumawa, tapi pertanyaan, “Loh, lu kurusan, lagi diet ketat, ya?” itu sangat menusuk sekali. Mengingat sebenarnya rencana diet saya juga gagal total. 😢

Pertanyaan itu seringkali dilontarkan oleh temen kuliah ataupun sekolah, bahkan ‘sejarah’ saya mengatakannya. Haha. Di sini, saya ingin klarifikasi dan berbagi tips sehat ala orang kantoran (next, doakan jadi enterpreneur :v), insyaAllah bermanfaat untuk teman-teman yang sering gagal diet. Seperti saya!

Tips Diet Sehat ala Orang Kantoran
Tips Diet Sehat ala Orang Kantoran


1. Perbaiki Prinsip Diet, menjadi “Yang Penting Sehat, Berat Badan Turun itu Nilai Plus”

Prinsip ini saya dapatkan ketika membaca stories instagram kawan saya. Tapi, ya, nyatanya kalau dipikir-pikir, ada benarnya. Saya yang dulu terlalu berambisi diet, seringkali melakukan hal-hal yang rasanya ‘merusak’ badan. Jadi, mulailah saya mengubah mindset tersebut. Setelah saya tidak terlalu nggetu dengan diet, hidup saya lebih nyantai~

2. Perbaiki Pola Makan menjadi Lebih Teratur

Ini yang paling kentara di kehidupan saya selama bekerja. Jika dibandingkan ketika saya kuliah, pola makan sangat tidak teratur. Misalnya, ada kuliah pagi, gak sempet makan, dirapel siang. Baru rapat malem, nih, diajak makan, yah makan aja. Baru aja makan malem, nih, diajak makan lagi, ya ayo aja. Nah, ini, yang menurut saya gak sehat banget.

Di kehidupan yang tanggung jawab lebih tinggi gini (karena kalau sakit, gak bisa titip absen, lol), pola makan jadi suatu kewajiban yang harus terjaga. Jadi, makan pagi, siang, dan sore selalu tepat waktu. Malem sudah jarang makan. Biasanya, maksimal makan malem, jam 20.00 WIB, sih, kalau lagi hang out.

Tapi, selalu depends on activity. Intinya, dari pola makan yang lebih teratur itu, akhirnya berdampak ke kebiasaan tidak makan malam. Padahal, ya, aslinya gak diet. Cuma karena tanggung jawab kerjaan aja.

3. Atur Asupan : Kurangi Gorengan dan Gula, Perbanyak Air Putih

Sebenernya, kalau dari tips diet, point terpenting adalah atur asupan kalori. Sayangnya, saya tidak bisa memenuhi planning diet kalori itu. Jadilah, give up dan hanya mengurangi dua asupan tersebut. Kembali, ini bukan karena diet, ya.

Ceritanya, kadar kolestrol saya agak tinggi jika dibandingkan dengan angka normal. Ini memacu saya untuk menjaga gorengan. Menjaga kadar gula juga karena udah mulai mendekati ambang batas. Jadi, untuk menimilasir, saya dapatlah bahwa kebutuhan gula yang diperbolehkan masuk tiap hari kalau bisa jangan di atas 30g.

Memperbanyak air putih ini gak ada salahnya, loh. Ginjal orang yang banyak mengkonsumsi air putih akan lebih sehat. Saya sendiri sehari sekitar 1,8L lebih. Kebutuhan air putih tiap orang beda, ya. Rumus menghitung minimal kebutuhan air adalah = berat badan (kg) x 30 ml. Misal, kebutuhan air saya adalah = 47 x 30 ml = 1410 ml = 1,41 l.

Sejujurnya, saya cukup memahami pentingnya pemeriksaan secara dini untuk mencegah penyakit di kemudian hari. Dats, ternyata juga menjadi kebiasaan.

4. Olahraga is Must

Tentang olahraga, saya bukan tipe pecinta lari pagi. Pertama, saya tidak bisa bangun pagi. Kedua, saya belum menemukan bra yang cocok untuk berlari. Jadi, kurang nyaman aja, gitu, deh.

Jadilah, saya memilih olahraga yang bisa saya lakukan secara ikhlas, yaitu sepeda pancal dan stretching. Kembali lagi, ini tidak dengan tujuan diet. Tapi, karena saya menyadari tidak pernah mengeluarkan keringat dan tidak ada aktivitas fisik.

Mengapa memilih sepeda pancal, walaupun katanya bisa membesarkan betis? Hm, alasannya karena menurut saya, bikers itu keren aja. It means, saya merasa keren ketika sepeda pancalan. Egak ding, bercanda. Karena lebih murah aja, cuma modal pompa ban depan belakang total Rp 2,000.

Dan stretching ini saya pilih karena cukup ringan untuk saya. Walaupun tidak mengeluarkan keringat, paling tidak, work out ini bikin badan saya lebih rileks. Kadang, saya tambahkan juga dengan plank. Yah, begitulah. Saya cukup rutin melakukan stretching dibandingkan sepeda pancalan yang hanya sebulan dua kali. Haha.

Oh, ya, saya lebih memilih olahraga yang menurut saya nyaman. Dibandingkan saya berolahraga tapi bikin kapok, jadi malas olahraga lagi. Jangan dicontoh!

5. Perbaiki Pola Tidur: Jangan Terlalu Sering Begadang!

Kata salah satu rekan saya, orang yang sering begadang cenderung lebih rawan gemuk. Hal ini dikarenakan metabolism yang kurang maksimal. Sebenarnya saya tahu ini ketika saya sudah tidak lagi begadang. Yah, bukan karena niat awalnya diet. Tapi, kembali, karena tanggung jawab kerja.

6. Kenali Penyebabmu Melebar, Ataukah Pikiran atau Hal Lainnya?

Ini juga penting, nih. Dulu, ketika kuliah, saya merasa lebih memiliki banyak hal yang harus dipikirkan dibanding sekarang. Pagi kuliah, sore rapat, malam tugas. Semakin tertekan, saya cenderung melampiaskannya dengan makanan. Jadi, saya yang sekarang sudah tidak memiliki tugas lagi, jauh lebih santai. Dan penyebab melebarnya saya dulu, sudah bisa saya minimalisir. 

7. Sudah Melakukan Semuanya, Maka Jadikan Kebiasaan

Nah, jika dihitung-hitung, hari ini sudah hampir setahunan saya menerapkan keenam hal di atas. Gorengan dan gula sudah saya kurangi; pola makan sudah teratur; pikiran hampir tidak pernah tertekan; serta olahraga (kadang) teratur, maka jadilah kebiasaan.

Kalau saya sering makan dengan teman, seringkali mereka bilang, “Makan lu dikit amat, diet ya” atau “Ngajak lu makan malem pasti gak mau makan banyak, deh, yakin”. Pada saat yang sama pula, saya cuma bisa senyum-senyum. Karena udah kebiasaan, saya lebih bisa mengendalikan hawa nafsu untuk makan di luar jam makan.

***

Yah, begitulah. Rasanya, tips-tips ini lebih ke arah bukan tips diet, tapi ke arah bagaimana hidup sehat – menjadi kebiasaan – dan akhirnya bobot badan berkurang. Tapi, yang jelas, kembali ke prinsip pertama, “Yang penting sehat, berat badan turun itu nilai plus”.

Jangan pernah berhenti untuk mencoba hidup sehat. Kalau ada yang kembali tanya, gimana cara saya menurunkan berat badan, saya seringkali menjawab hanya di point: atur pola makan dan olahraga. Just it. Menurut saya, dua hal itu yang (kayaknya) paling berpengaruh.

Sebagai tambahan informasi, saya menggunakan pedoman perhitungan BMI untuk menilai saya masuk kategori apa. Dan syukurlah, saya masuk kategori normal. Walaupun dulu juga normal, sih :v. Untuk keterangan BMI, bisa search di Google dikarenakan tulisan ini sudah terlalu panjang. Haha.

And last, semoga bermanfaat. :)


Surabaya yang lagi hujan~


❤❤❤


credit pict from pinterest

You Might Also Like

2 Comments

  1. setuju sama poin kurangi gorengan dan gula! mereka itu jahat haha. apalgi gula sih mba, aku udah cukup lama jarang mengonsumsi gula dalam sehari-hari. kerasa banget efeknya :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak Rayan. Sama. Aku juga gitu. Seminggu dua minggu gak terlalu kerasa, tapi jangka lamanya lumayan kerasa :3

      Hapus

Terimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^

Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).

Disclaimer

Blog ini tidak merepresentasikan instansi tempat dimana penulis mengabdi, karena mayoritas konten adalah hasil kolaborasi dengan manusia-manusia baik hati :). Penulis tidak bertanggungjawab jika terdapat tulisan mengatasnamakan penulis (alias copas) di luar blog ini dan ini.
Blogger Perempuan