Kisah 2 Agama

By Sabtu, Juni 16, 2012

Fania hari ini menceritakan kisahnya padaku. Sedikit kisah yang menurutku bagaikan rujak campur. Ini kisah cinta. Kisah cinta yang kuat, namun terhalang oleh status agama. Agama mereka berbeda.

Aku dan kawanku yang mendengarkan kisahnya, hanya dapat  mengatakan bahwa ‘cinta harus diperjuangkan’. Namun, aku sedikit sangsi dengan ucapanku sendiri. Di sisi lain, hukum Agamaku memang mengatur bahwa orang yang berbeda agama tidak dapat disatukan. Melainkan bila pacar Fania mau menjadi seorang penganut agama yang dianut oleh Fania. Begitu yang pernah dikatakan oleh guru Agama di sekolahku.

Fania sepertinya begitu menyayangi pacarnya, begitu pula pacarnya. Aku kagum pada mereka, walaupun prinsip mereka tak dapat disatukan, namun mereka bagaikan dua sejoli yang sangat cocok.


Ketika aku dan kawanku pernah mengeluarkan harapan dengan nada candaan, ‘Semoga suatu saat Kevin bisa menjadi imam kamu, Fan’. Mukanya sedikit ditekuk mendengar perkataan kami. Dia menimpali dengan nada sedikit bercanda pula, ‘Tidak mungkin itu terjadi. Aku tahu Kevin adalah orang yang religius dan menurutku, ia sangat teguh dengan imannya saat ini. Orang tuaku pun melarangku untuk menjalin hubungan dengan orang yang tak seagama’. Ah!

Ini surat kekagumanku pada Fania, teman baikku. Semoga cinta kalian dapat dipersatukan dengan iman yang satu. Dan bila dia bukanlah pilihan Tuhan untukmu, aku yakin Tuhan telah menyiapkan yang terbaik untukmu dan Kevin.

kamar kos,  20 April 2012

You Might Also Like

12 Comments

  1. higs. terharu..
    memang sensitif kalo sudah menyangkut perbedaan keyakinan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terharu?
      Hihi.. Alhamdulillah, bisa bikin orang terharu :D.
      Beneran, Sist. Kisah ini kan kisahnya temenku, klo denger kisahnya langsung, bawaannya salut sama mereka..

      Hapus
  2. wew, kalo pacaran cuma sekedar pacaran aja kan ngga apa apa ya toh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Sist :)..
      Klo pacaran gag apa, sih..

      Hapus
  3. susah ya, kalo udah nyangkut keyakinan! Salah seorang harus ada yang mengalah. Cuma, jangan sampai sekarang mengalah, lantas setelah terikat dalam tali perkawinan malah balik ke agama lama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hem..
      Bener bener.. Klo masalah keyakinan, itu agak ribet, ya, Mbak..
      Bingung siapa yg harus ngalah..

      Hapus
  4. semoga mereka diberikan jalan yang terbaik dalam hubunganya, solusi terbaiknya harus sama2 ikhlas, mungkin ikhlas untuk melepas atau ikhlas untuk hal lainnya. :)
    event ngeblog: menulis di blog dapet android, ikutan yuk!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin :)..
      Wah, yang ini knapa nitip promosi jga, ye :P

      Hapus
  5. terima kasih atas artikel ini sangat bermanfaat
    saya sedang mencari ini.
    terima kasih sudah share :D



    #Salam Sehat Selalu

    BalasHapus
  6. Nice curhatnya, sebenarnya kalau berbicara tentang agama ada beberapa kalangan yang tidak menyukai. Akan tetapi di dalam agama saya, cewek itu mudah dipengaruhi, dan mody. Dan menurut saya memang benar adanya, jarang ada cewek yang kuat yang tegar...mereka sangat rapuh dan suka sekali mendayu-dayu. Kurang bisa menggunakan pikiran yang logist di dalam mengahadapi masalah lebih cenderung kepada menggunakan perasaan terlebih dahulu ketimbang logikanya.

    Bukan bermaksud untuk meremehkan, karena tidak semua wanita seperti ini. Tetapi di dalam kitab agamaku memang diceritakan seperti itu, dan fakta membuktikan memang demikian adanya.

    mampir balik ya di blog saya http://yahyanuri.blogspot.com

    BalasHapus
  7. Turut mengamini doa Neng Hepi: "Semoga cinta kalian dapat dipersatukan dengan iman yang satu." Amiinn... Dan aku yakin Tuhan mempunyai skenario yg lebih baik bahkan terbaik untuk si dia.

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^

Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).

Disclaimer

Blog ini tidak merepresentasikan instansi tempat dimana penulis mengabdi, karena mayoritas konten adalah hasil kolaborasi dengan manusia-manusia baik hati :). Penulis tidak bertanggungjawab jika terdapat tulisan mengatasnamakan penulis (alias copas) di luar blog ini dan ini.
Blogger Perempuan