Raditya Duka [Part 3: Selesai]

By Minggu, Maret 20, 2011

      Aku harus cepat-cepat pergi ke rumah Bang Radit untuk memberi kado 'istimewaku'. Bagaimana reaksinya dengan kadoku ini, ya? Gag sabaran, deh!
Raditya Duka [Part 3] :



    Keburu sore, aku harus cepat-cepat ke rumah Radit dan menelpon anak RSJJ untuk turut serta dalam misi ini. Sialnya, hp-ku mulai tadi kagak bisa nyala gara-gara low bat. Ni hp udah belinya second, tidak ada garansi, cepet ngowos baterainya juga. Apes soro. Berharap saja supaya mereka tau apa yang aku pikirkan dan sudah berada di rumah Radit sekarang.
Rasanya, cepet banget perjalananku kali ini. Dan that! That’s Radit’s Home! Oh, God, ternyata emang bener RSJJ itu kompak banget. Lihat, tuh, sepeda Saleh dan Joko emang udah markir rapi di rumah Radit. Tinggal aku yang belum dateng. Dasar anak RSJJ, ada acara kagak ngundang akuhttp://www.emocutez.com! Huh, liat aja, deh.


Aku : “Woy!! ASSALAMU’ALAIKUM!!! RADEEETTT!!!! Where are you, Cah Ganteng???”


Ceplokkkk…. Telor langsung aja mendarat dimuka Radit dan aku tertawa lebar. Radit hanya tersenyum dan hal yang tak kusangka-sangka terjadi. Dia sempoyongan, terjatuh, dan tidak sadarkan diri.
Gubraaakkk!!!http://www.emocutez.com


Aku : “Radit? Kenape kamu? Aku Cuma bercanda, Bro? Kagak lucu tau!”


    Dan aku terus aja nyeplokin beberapa telor lagi ke kepala Radit sambil terus tertawa. Hingga akhirnya Saleh dan Joko menghampiriku. Mereka mencegah tindakanku itu dan bogem mentah mendara di pipiku.Beberapa orang tampak menghampiri kami dan mereka menggotong Radit ke dalam rumah. Mungkin, untuk dibersihkan dan disadarkan.


Aku : “Eh! Kalian gag asyik! Aku udah capek-capek beliin telor dan hadiah-hadiah ini buat ultah Radit! Keterlaluan kalian! “
Saleh : “Siapa yang keterlaluan?”
Aku : “Kalian! Kalian tidak ingat! Ini ultah dia ke 17. Kemana aja kalian?!?”
Joko : “Ke mana aja? Kamu yang ke mana aja!”
Saleh : “HP-mu gag aktif, Jo.”
Aku : “Terus? Cuma gara-gara itu kamu kasih aku bogem mentah? Keterlaluan kamu, Leh. Kamu emang bukan teman yang baik!”
Saleh : “TEMAN BAIK KAMU BILANG! KAMU APA?! KAMU SIAPA!”
Joko : “Tenang, Saleh. Tenang. Junet, HP kamu kenapa gag aktif mulai tadi? Radit, dia dia sedang berduka. Bapaknya meninggal karena dibunuh oleh juragan di tempat kerjanya.”
Aku   : “Jangan bercanda kamu, Joko. Kamu ngawur, ya.”
Joko : “Junet, aku serius. Jenazahnya udah nyampek dan udah dikubur tadi pagi.”


    Aku lemas mendengar penjelasan Joko dan aku langsung ke Radit untuk meminta maaf serta menyampaikan bela sungkawaku. Dalam hati, aku ingin menangis menyadari betapa aku tidak memahami kondisi sahabatku sendiri.


Aku : “Radit, maaf. Aku tidak tau kondisimu.”
Radit : (setelah sadar dari pingsannya) “Aku gag papa, Junet. Thank’s kamu udah berusaha kasih aku surprise di ultahku. Aku gag tau kalau ini hari terbaik dan terburukku. Ketika aku harus merayakan hari terlahirnya aku di bumi dan di hari yang sama, aku harus kehilangan orang yang aku cintai, yaitu Bapakku. Aku tau aku tidak pernah secara utuh mendapatkan kasih sayangnya. Aku tau aku tidak pernah menjadi yang terbaik dalam hidupnya, tapi aku menyesal. Kenapa di hari ini harus kehilangan Bapak? Aku ingin Bapak kembali. Walaupun aku terkadang marah ke Bapak karena meninggalkanku, tapi aku sayang ke Beliau. Kenapa Bapak harus dipanggil secepat ini, Jo? Aku gag mau kehilangan Bapak! Aku lemah. Maaf, aku gag sekuat yang kamu bayangin. Aku lemah ketika aku harus kehilangan salah satu keluargaku. Aku memang dibesarkan tanpa dan dilatih untuk menjadi pria yang kuat. Tapi, ketika aku harus mengalami kondisi ini, aku seperti anak kecil. Aku terbiasa dengan kasih sayang jarak jauh mereka, tapi aku tidak mau kehilangan mereka secepat ini. Aku ingin Bapak kembali!”
Aku : “….”
Joko : “Radit, sabar, Dit.”
Radit : “Thank’s, Guys. Maaf, aku butuh sendiri dulu, Kalian bisa pulang?”


    Aku, Joko, dan Saleh langsung keluar dari kamar Raditya. Diantara kami bertiga, tak ada yang bisa member komentar ataupun menasihati Radit untuk tidak menangis. Menangis bagiku memang kebiasaan para wanita, tapi kami para cowok juga memiliki hati yang bisa sakit dan meneteskan air mata.


    Aku meminta maaf ke Joko dan Saleh atas salahku tadi. Kenapa aku begitu bodoh untuk tidak memahami kondisi Radit? Ya Allah, maafin aku yang belom bisa menjadi teman yang baik bagi Radit.


Joko : “Kenapa kamu, Jo?”
Aku : “Gag apa, aku Cuma baru sadar kalau aku salah sama kalian semua.”http://www.emocutez.com
Saleh : “Udahlah, gag ada gunanya dibahas lagi. Toh, udah kejadian. Radit butuh istirahat, dia terpukul sekali. Seandainya hak hidup lebih ditegakkan, mungkin Bapak Radit masih ada hari ini. Setahuku, Beliau memang berencana pulang hari ini sebagai kado ultah Radit dan Radit sangat menantikan hari ini. Tapi, ternyata Tuhan berkehendak lain. Radit harus kehilangan Bapaknya tepat di hari ulang tahunnya.”
Aku : “Ya, hari ini. Hari bersejarah untuk Radit dan bakal selalu ia ingat disetiap ultahnya. Hari duka bagi Sahabat kita, Raditya Anandika.”



***

You Might Also Like

0 Comments

Terimakasih atas kunjungan dan segala apresiasinya. Silakan tinggalkan pesan di kolom komentar jika memang ada yang perlu didiskusikan ^ ^

Jika memerlukan informasi urgent, boleh sapa saya di email karena saya cukup aktif pula di sana :).

Disclaimer

Blog ini tidak merepresentasikan instansi tempat dimana penulis mengabdi, karena mayoritas konten adalah hasil kolaborasi dengan manusia-manusia baik hati :). Penulis tidak bertanggungjawab jika terdapat tulisan mengatasnamakan penulis (alias copas) di luar blog ini dan ini.
Blogger Perempuan